Segala Hal Tentang Kasta Dalit, Sejarah, Isu, dan Diskriminasi

segala hal tentang kasta dalit

Kita tahu bahwa India masih menganut sistem kasta dalam bermasyarakat, ya meskipun ada sebagaian yang menolak maupun mengabaikannya. Kasta ini adalah bentuk stratifikasi sosial tertua di dunia yang masih bertahan sampai sekarang.

Sistem kerja kasta di India adalah dengan mengkategorikan orang Hindu saat mereka lahir, kemudian mendefinisasikan tempat mereka dalam masyarakat, pekerjaan apa yang akan dia dapat, dan siapa yang berhak mereka nikahi.

India sendiri menjadi negara dengan populasi terbesar kedua setelah China, yakni menjapai 1.408.000.000 (satu koma empat miliar) penduduk. Sudah penduduknya padat, diskriminasi terhadap ras pun ikut mencuat, hal inilah yang menjadi polemik meningkatnya kesenjangan sosial.

Sejarah Kasta dalam Agama Hindu India

kasta dalit di india

Sistem kasta di India memiliki akar sejarah yang terkait erat dengan perkembangan agama Hindu. Sejarah ini dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, ketika ajaran-ajaran agama Hindu mulai membentuk struktur sosial India.

Ajaran-ajaran agama Hindu, yang tertuang dalam kitab suci seperti Veda, memainkan peran penting dalam pembentukan sistem kasta. Dalam Veda, terdapat penyebutan empat kelompok utama dalam masyarakat: Brahmana (pendeta/ahli agama), Kshatriya (ksatria/prajurit), Vaishya (pedagang/petani), dan Shudra (buruh). Kelompok-kelompok ini dipersepsikan sebagai bagian integral dari tatanan sosial dan masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab yang ditetapkan.

Para Brahmana dianggap sebagai kelas paling tinggi, dengan tugas utama dalam memimpin upacara keagamaan, mempertahankan pengetahuan agama, dan memberikan nasihat spiritual. Kelas Kshatriya memiliki tanggung jawab melindungi masyarakat dan mempertahankan keamanan. Vaishya bertanggung jawab atas perdagangan, pertanian, dan aktivitas ekonomi lainnya. Shudra, di posisi paling bawah, bertugas sebagai buruh dan pekerja manual.

Seiring berjalannya waktu, sistem kasta menjadi semakin kompleks. Munculnya subkasta atau jati membawa pembagian yang lebih rinci berdasarkan profesi dan wilayah geografis. Selain empat kelas utama, muncul pula kasta-kasta lain seperti Dalit (terpinggirkan) yang secara historis dianggap sebagai kelompok terbawah dalam hierarki kasta.

Jika kasta hanya ada empat, lantas dimana kasta dalit berada?

Kasta dalit ini termasuk kasta yang tidak resmi karena tidak ada dalam hierarki tersebut. Masalahnya, kasta sudra saja sudah dianggap “hina” apalagi dalit yang ada di bawahnya.

India menjunjung tinggi hak dari seekor sapi, meskipun hanya binatang ternak tapi manusia dilarang membunuhnya karena ada hukum yang mengaturnya. Dilihat dari satu sisi itu hal bagus karena mereka menghormati binatang, tapi lain halnya jika diskriminasi, penyiksaan, pelecehan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan dilakukan terhadap kasta dalit, pelakunya sering lolos dari jerat hukum.

Sebuah ironi dimana seekor sapi dijunjung tinggi haknya seolah lebih mulia dari seorang manusia. Diterbitkannya undang-undang perlindungan sapi, bahkan ada ambulan yang dikhususkan untuk mengangkut seekor sapi namun menutup mata ketika sesamanya dihina dan disiksa, yakni orang-orang dalit.

Mulia di Negara, Terhina Dalam Agama

narendra modi

Sebetulnya masyarakat dalit dilindungi oleh undang-undang yang dibuat oleh pemerintah India. Namun ekstrimisme dari agama yang kuat telah membentuk tradisi yang begitu sulit ditinggalkan, atau mungkin kasta di atas dalit memang menikmati perlakuan semena-mena mereka terhadap dalit?!

Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Asia Selatan yakni India menjadi fenomena kekerasan kultural terhadap masyarakat dalit, khususnya perempuan. Tindakan ini sudah terjadi sejak zaman kuno sampai era pemerintahan Narendra Modi. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah gagal dalam mewujudkan perlindungan hak sosial bagi masyarakat India yang termaktub dalam undang-undang.

Dilihat dari statistik bahwa ketidakadilan, diskriminasi, pelanggaran HAM, dan sejenisnya justru meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa dalit hanya mulia di atas kertas undang-undang negara tapi hina di mata manusia India.

Contoh kasus ekstrim yang terjadi di India kepada Kasta Dalit

  • Dari seluruh wanita di kasta dalit, 70% di antaranya mengaku pernah diperkosa. Terdengar lucu karena julukan dari dalit sendiri adalah Untouchables karena dianggap najis untuk disentuh. Di era Modi, rata-rata ada 6 perempuan dalit yang diperkosa tiap hari. Disentuh gak boleh, diperkosa boleh, lucu kan?
    Kedua, diskriminasi terhadap akses ke pendidikan. Dalit seolah dilarang pintar, mayoritas dari mereka bahkan tidak bisa membaca. Bukan karena malas bersekolah melainkan “tidak boleh sekolah”. Dalit selalu saja didiskriminasi di sekolah, mereka diasingkan dengan duduk di barisan belakang sendirian, tidak boleh ditemani karena dianggap mahluk yang kotor.
  • Tak boleh beribadah. Saat ini kasta dalit bukan hanya beragama Hindu, mereka sudah memeluk agama lain juga. Namun pada akhirnya mereka sama saja tidak boleh beribadah, khususnya mendatangi kuil.
  • Diskriminasi di sektor lapangan kerja. Seakan nasib sudah ditentukan begitu mereka lahir tanpa bisa berusaha mengubahnya. Dalit dibatasi untuk bekerja sebagai buruh kasar dengan gaji tak layak. Kebanyakan hanya bekerja menjadi buruh tani tanpa memiliki lahan, pembersih jalanan, pembersih gorong-gorong, pembersih kotoran manusia, pengemis dan pekerjaan hina lainnya.
  • Penyiksaan hingga pembunuhan orang dalit.
    • Tahun lalu, seorang anak dalit dipukul dengan tongkat lalu ditendang oleh gurunya hanya gara-gara salah eja. Bukan sebuah kebetulan bahwa dia berasal dari dalit, mengingat kekerasan struktural ini terjadi selama ratusan tahun, sudah jelas anak itu meninggal di rumah sakit.
    • Kasus lainnya adalah anak perempuan berumur sembilan tahun, putri satu-satunya dari keluarga dalit. Anak itu disuruh ibunya untuk mengambil air di sebuah krematorium, lama tak kembali si ibu mendapati anaknya tergeletak di tanah tak bernyawa. Pemuka agama dari kasta brahma di sana dituding yang melakukannya. Bahkan demi menghindari hukum, jenazah sang anak dikremasi paksa supaya tak bisa diautopsi.
    • Pemuda dalit dibunuh kasta ksatria hanya karena mampu beli kuda, kenapa? Karena kuda dianggap melambangkan kemapanan status sosial, kekayaan serta kekuasaan dan seorang dalit dinilai tak pantas untuk memilikinya. Sebenarnya masih banyak lagi pelanggaran HAM  di luar nalar yang dilakukan kasta atas kepada masyarakat dalit.

Pada intinya hak mereka dipersekusi, jika mereka melakukan kesalahan maka hukum rimba dijalankan, minimal babak belur hingga kematian. Jika membunuh sapi bisa dihukum 10 tahun lamanya, namun membunuh dalit dianggap hal biasa karena polisi pun tak ada yang berasal dari dalit.

Tradisi Aneh di India

Tradisi Aneh di India

Tradisi ini bernama Made Snana yang merupakan praktik keagamaan yang berasal dari wilayah Karnataka di India Selatan. Praktik ini terkait dengan kuil-kuil Hindu tertentu dan melibatkan tindakan berbaring di atas makanan yang telah digunakan oleh para Brahmana atau anggota kasta tinggi setelah ritual pemujaan.

Dalam ritual ini, orang-orang dari kasta paling rendah, yaitu kasta dalit, beguling-guling pada ludah atau bekas makanan yang dilemparkan oleh Kasta Brahmana. Ini dianggap sebagai bentuk pembersihan atau penyucian.

Seiring berjalannya waktu, banyak kelompok aktivis dan organisasi hak asasi manusia yang menganggap ritual Made Snana sebagai bentuk diskriminasi dan berusaha untuk mengakhiri praktik ini. Beberapa kuil dan lembaga keagamaan di Karnataka telah menghentikan praktik ini atas desakan dari berbagai pihak yang menyuarakan kekhawatiran tentang hak asasi manusia dan kesetaraan.

Penting untuk dicatat bahwa praktek Made Snana adalah salah satu dari banyak contoh praktik keagamaan yang mengandung elemen diskriminatif berdasarkan kasta di India. Sebagai hasil dari upaya aktivis dan perubahan sosial, banyak dari praktik-praktik ini telah dihapus atau mengalami modifikasi untuk mempromosikan kesetaraan dan inklusi sosial.

Dari sekian banyak ketidakadilan yang diterima kaum dalit, perdana menteri India, Narendra Modi seolah tutup mata. Bahkan Modi mengusung ide politik berupa Ideologi Hindutva yang berupa nilai-nilai agama Hindu sebagai landasan bermasyarakat dan budaya. Tentu ideologi ini makin memperkuat perbedaan kasta dengan mempromosikan nilai Brahmanisme dengan mengorbankan orang yang bukan berasal dari kasta elit seperti dalit.

Penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan terhadap dalit seakan dihalalkan karena secara eksplisit dibenarkan bahwa melakukan tindakan tersebut ke kaum dalit sebagai pelanggaran ringan bagi para Brahmana.

Agak konyol dan absurd memang, di satu sisi India mampu menciptakan roket bahkan nuklir dan banyak di antara mereka yang menjadi CEO perusahaan raksasa teknologi tapi di soal kehidupan sosial mereka lebih mundur dibanding Indonesia.

Aturan sengklek mengatasnamakan kasta inilah yang menjadi polemik struktural yang tidak banyak berubah selama ratusan tahun, betapa konyolnya itu. Semoga kedepannya sistem kasta yang membedakan hak manusia di India semakin memudar dan hilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *